05/03/2011

Depressed

I just read one posting in my very great senior's blog, Kak Bimo (seseorang dengan nama yang sama dengan gue, o dan a gak beda jauh lah). The posting sounds so depressed, but all the things that is happening in my life now, is exactly what the posting sounds about. I don't know, but for the first time in this year, i will tell you about my depression.

Gue adalah tipe orang yang lebih suka menyimpan semua perasaan dan kegalauan hati gue sendiri. Bahkan, beberapa saat dulu, beberapa orang sering berfikir bahwa gue adalah seorang anak manja yang gak punya masalah apapun, hidup dengan kehidupan yang sempurna dan penuh kesenangan. Ya ini adalah salah satu akibat dari sifat penutup gue. Buat gue, untuk apa membagikan masalah kita ke orang lain selama kita bisa memberikan senyuman untuk orang lain. But now as all the things around me is changed, pikiran gue pun berubah.

So what's the matter? Penyebab yang sama yang membuat senior gue yang hebat itu gundah, masalah akademik.

Di semester pertama, Allah sepertinya telah terlalu membuai gue. Nilai-nilai gue bagus di awal tahun, remed sedikit. Buaian yang sebenarnya diimpikan oleh banyak orang. Tapi buaian seperti itu bukanlah hal yang seharusnya diberikan kepada gue dengan mental yang lebih lembek dari tanah liat yang sedang dibentuk, karena justru buaian seperti itu yang justru membuat gue terlelap terlalu lama dalam buaian.

Gue terbuai, dan keterbuaian gue itu membuat keadaan gue jadi sangat menyedihkan, nilai yang pas-pasan di tengah orang-orang yang justru nilainya menaik. You know it feels like I fell from the highest place in the world when I saw my score for sociology is the lowest in the class. I used to have a smile in my face when I looked at my exam result. And it's so sweet to be remembered, and also very sad when i remember that i do not feel grateful of those good things i got.

Well satu-satunya hal yang bisa gue ucapkan mengenai ini adalah bahwa roda kehidupan terus berputar, dan gue sedang berada di posisi yang paling dekat dengan tanah. Dan yang gue bisa lakukan untuk menghibur diri gue sendiri saat ini adalah bahwa suatu saat nanti gue akan ada di posisi atas sana, melihat diri gue dan dunia gue tersusun rapi kembali. Dan saat gue ada di posisi itu, gue ingin memastikan diri gue bersyukur, bukannya mengeluh.

Dulu gue sering berfikir, untuk apa membagikan masalah kita ke orang lain selama kita masih bisa memberikan senyuman untuk orang lain. Tapi setelah beberapa waktu, dan beberapa hal yang telah gue alami, gue berani menyimpulkan di setiap kisah depresi ada kisah, dan ekspektasi gue adalah bukan agar kalian bersimpati kepada gue tapi lebih kepada pelajaran yang bisa kalian ambil. do what i didn't do, and do not do the mistake i did.

No comments: